Sabtu, 05 Mei 2012

MAKHLK HIDUP DAN EKOSISTEM ALAMI


MAKHLK HIDUP DAN EKOSISTEM ALAMI
A.     POPULASI DAN KOMUNIAS MAKHLUK HIDUP

            Di dalam suatu ekosistem terdapat individu,misalnya seekor rusa dan seekor ayam. Istilah individu berasal dari bahasa latin individuum yang berarti tidak dapat dibagi. Di dalam ekologi, individu diartikan sebagai sebutan untuk mahkluk tunggal. Beberapa individu dengan jenis (species) yang sama menempati habitat tertentu pada waktu yang sama dan berkembang biak pada derah tertentu membentuk populasi. Kumpulan populasi yang menempati tempat yang samapada waktu yang sama membentuk komunitas. kesatuan beberapa komunitas dengan lngkungannya membentuk satu satuan fungsional yang disebut sistem ekologi atau lebih lazim dikenal dengan nama ekosistem. Ekosistem merupakan hubunga timbal balik yang kompleks antara mahkluk hidup dengan lingkunganya, baik hidup maupun yang tidak hidup ( tanah, air, udara atau lingkungan kimia fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem. Menurut cara terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ekosistem alam, adalah ekosistem yang terjadi secara alami, (ii) ekosistem buatan, adalah ekosistem yang dibuat oleh manusia. Keseluruhan ekosistem yang menempati permukaan bumi membentuk satu kesatuan funsional yang di sebut Biosfer. Dengan demikian biisfer merupakan organisasi hayati tang paling kompleks.

1.      Komponen ekosistem
  
            Suatu ekosistem terdiri atas dua komponen utama yaitu; komponen autotrof ( autos= sendiri, trophikos= menyediakan makanan), yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik dengan bantuan energi matahari dan klorofil (zat hijau daun). Oleh sebab itu semua organisme yang mengandung zat hijau daun disebut organisme autotrofik.

            Komponen hetotrofik ( hetero= berbeda, lain) yaitu organisme yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh orgenisme lain, misalnya hewan dan jamur. Kelompok mahkluk hidup ini disebut organisme heterotraf.

B.     KOMPONEN BIOTIK
            Komponen biotik dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
v  Produsen adalah kelompok mahkluk hidup autotrof ( memiliki kemampuan untuk berfotosintesis atau kemosintesi dengan menggunakan sumber energi dari lingkunganya membentuk molekul-molekul organik yang komleks dari bahan (zat orgsnik) karbondioksida dan air contohnya erbagai macam tumbuhan.
v  Konsumen adalah kelompok mahkluk hidup heterotrof  (mereka tidak mampu untuk membentuk molekul-molekul organik dari zat-zat anorganik). Zat-zat organik diperolehnya dengan cara memakan organisme-organisme lain. Misalnya berbagai jenis hewan.
v  Pengurai adalah mahkluk hidup yang heterotrof yang berperan menguraikan sisa-sisa bahan organik atau produk-produk organisme lainnya. Contohnya bakteri dan fungi.

1.      Tumbuhan
            Tumbuhan dianggap sebagi produsen kareena memiliki kemampuan untuk membuat makananya sendiri melalui fotosintetis. Fotosintetis adalah suatu proses yang berlangsung pada tumbuhan, tempatb zat organik ( air dan karbondioksida) dengan bantuan cahaya matahari dan zat hijau daun (klorofil) diubah menjadi zat organik (glukosa). Air diperoleh tumbuhan dari tanah kemudian diangkat melalui pembulh kayu dibawa menuju daun. CO2 diperoleh dari atmosfer, diserap melalui mult daun (stomata) dan masuk kedalam daun. Klorofil pada daun memungkinkan energti matahari diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk mengubah air dan CO2 menjadi glukosa.

                                                      Cahaya matahari
                           6CO2 + 6H2O==============> C6H12O6 + 6O2
                                                                    Klorofil

            Glukosa yang dihasilkan diangkut ke seluruh bagian tanaman yang membutuhkannya melalui pembuluh tipis (floem). Sebagian glukosa yang dihasilkan diubah menjadi pati  atau amilum. Pati atau amilum biasanya disimpan oleh tanaman pada bagian-bagian tertentu misalnya pada biji atau buah, umbi, batang, atau daun. Contohnya penyimpanan pada biji atau buah adalah jagung atau padi, umbi misalnya kitela, batang misalnya sagu.

            Makanan yang dihasilkan oleh tumbuhan disimpan didalam akar, buah,batang atau biji. Makanan itu tidak hanya digunakan sendiri, tetapi juga meupakan sumber makanan bagi mahkluk hidup lainya. Oleh karena itu tumbuhan disebut [rodusen atau penghasil.

2.      Hewan
            Hewan tidak dapat menghasilkan sendiri makanannya karena tidak memiliki klorofil sehingga perlu mendapatkan makanan dari mahkluk hidup  lainnya. Sebagai konsumen hewan memakan produsen secra langsung, tetapi ada pula yang memakan secra tidak langsung dari prudusen. Menurut tingkatannya, konsumen dibedakan menjadi konsumen I, konsumen II, konsumen III. Yang termasuk golongan ini adalah kelompok tumbuhan yang tida berklorofil, hewan dan manusia.

            Disamping itu ada juga beberapa jenis tumbuhan yang oleh karena tidak memiliki klorofil, kebutuhan makanannya bergantung pada tumbuhan lain. Contohnya adalah tali putri yang hidupnya menumpang pada tumbuhan lain, dan bunga bangkai Raflesia yang hidup parasit pada akar tumbuhan lain. Perbandingan antara produsen dan konsumen dapat digambarkan dalam bentuk piramida makanan. Makin kepuncak piramida, jumlahnya makin berkurang. Dasar piramida makanan adalah produsen. Bilamana jumlah konsumen lebih banyak daripada jumlah produsen, maka ekosistem menjadi tidak seimbang.

3.  Pengurai
                 Mikroba adalah mahkluk hidup yang sangat kecil ukuranya yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Mikroorganisme ini adalah komponen biotik yang berfungsi untuk mengurai bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Oleh sebab itu, organisme ini disebut sebagai pengurai.

                 Penguasaan bahan organik tersebut melalui beberapa tahapan. Pertama, hewan-hewan kecil pamakan sampah atau detritivor menghaluskan sampah sisa organisme menjadi sampah-sampah yang ukurannya lebih halus. Kedua, setelah sampah halus lembab bercampur air, bakteri, dan jamur akan menguraikan sampah halus tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya melalui proses fermentasi.

C.     KOMPONEN ABIOTIK

            Tanah merupakan bagian bumi, dan ditanah inilah sebagian mahkluk hidup melangsungkan kehidupannya. Tumbuhan dapat hidup subur bila tanahnya mengandung unsur hara, apbila tumbuhan subur manusia dan hewan dapat memanfaatkan sebagai sumber makanan. Air merupakan kebutuhan yang sangat pentin g bagi mahluk hidup. Misalnya tumbuhan memerlukan air untuk fotosintesis, dan hewan menggunakan untuk minum dan sebagi tempat hidup, sedangklan pada manusia digunakan dalam berbagai kegiatan hidup. Air sebagai komponen abiotik sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup.
Udara diatmosfer terdiri berbagai macam gas, antara lain oksigen,nitrigen, dan karbondioksida. Tumbuhan memperoleh gas-gas yang di perlukan dari udara dan dari dalam tanah. CO2 digunakan dalam proses fotosintetis dan O2 digunakan untuk pernapsan, sedangkan pada manusia dan hewan di gunakan untuk respirasi. Oksigen tersebut di peroleh langsung dari udara. Cahaya merupakan komponen abiotik yang sangat di perlukan semua kehidupan. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi semua kehidupan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.


D.     BERBAGAI BENTUK EKOSISTEM ALAMI
            Ekosistem alami dapat dibedakan menjadi (i) ekosistem bahari, (ii) ekosistem darat alami, dan (iii) ekosistem suksesi.
            Ekosistem bahari terdiri atas ekosistem perairan dalam, perairan dangkal (litoral), dan ekosistem daerah pasang surut. Ekosistem darat alami terdiri atas ekosistem padang pasir, ekosistem padang rumput, ekosistem sabana, ekosistem hutan gugur, ekosistem hutan tropis, ekosistem taiga, ekosistem tundra, dan ekosistem hutan bakau.
            Pada ekosistem padang pasir, curah hujan rendah, suhu antara malam hari berkisar 0° C dan pada siang hari dapat mencapai 40° C. tumbuhan menahun yang hidup pada ekosistem ini biasanya berdaun kecil atau berduri, memiliki perakaran yang apnjang, dan kkutikula yang tebal. Sedangkan hewan yang di jumpai misalnya unta, keledai, dan hewan pengerat seperti tikus.
            Ekosistem padang rumput ditandai dengan curah hujan yang rendah dan tidak merata sepanjang tahun, porositas dan drainase kurang bagus, jenis vegetasi berupa rumput-rumputan. Jenis hewan umumnya berupa herbivora dan karnivora. Misalnya zebra, singa, dan serigala. Berpotensi digunakan untuk peternakan. Ekosistem padang rumput yang diselingi dengan kumpulan pohon-pohon dinamakan sabana.
            Ekosistem hutan gugur ditandai dengan curah hujan yang rendah, namun lebih tinggi dibandingkan padang pasir dan rumput. Hutan-hutan dikawasan ini ditandai karena menggugurkan daunnya sehingga dikenal dengan musim gugur, musim semi, musim dingin, dan musim panas. Jenis tumbuhannya terbatas dan biasanya jarak antara tumbuhan lebih renggang. Misalnya maple, oak, dan beck.
            Eksistem hutan tropis ditandai curah hujan yang tinggi dan merata sepanjang tahun. Pohon-pohon besar, rapat dan ketinggiannya mencapai 20-40 m. pohon-pohon berdaun sangat lebat hingga membentuk kanopi.
            Ekosistem tagia ditandai dengan vegetasi yang umumnya berupa tumbuhan konifer seperti pinus dan relatif homogen. Perbedaan suhu antara musim dingin dan panas sangat tinggi. Ekosistem tundra ditandai dengan vegetasi berupa lumut. Musim dingin sangat panjang dan gelap, sedangkan musim panas sangat singkat.
1.Aliran energi dan materi dalam ekosistem
            Dalam satu ekosistem, selalu terjadi hubungan saling ketergantungan antara kompone-komponen baik biotik amupun abiotik. Hal ini antara lain dapat dilihat pada tumbuhan hijau yang menyusun makanan dengan jalan proses fotosintesis. Dalam hal ini, tumbuhan hijau (biotik) dengan bantuan sinar matahari (abiotik) dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan amilum dan gas oksigen. Selain membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis, tumbuhan hijau juga membutuhkan air dan unsur hara (abiotik) dalam tanah, yang diserap melalui akar dan diangkut melalui batang sampai kedaun. Disamping itu, daun tumbuhan juga menyerap karbondioksida (abiotik) dari udara. Jadi, jelas bahwa kehidupan tumbuhan hijau(biotik) bergantung pada air, tanah, udara, dan cahaya matahari (abiotik).
            Seperti halnya tumbuhan hijau, makhluk hidup lainnya juga sangat membutuhkan keadaan lingkungan yang dapat mendukung kehidupannya. Itik, misalya tentu nya membutuhkan makanan berupa jagung, padi, air, oksigen, dan lain-lain, yang seluruhnya itu harus diperoleh dari lingkungannya. Jadi, jelaslah bahwa setiap makhluk hidup saling bergantung kepada lingkungannya, baik itu lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik.                       
            Perhatikan contoh hubungan saling ketergantungan berikut ini untuk lebih memperjelas pemahaman adanya saling ketergantungan. Dengan bantuan sinar matahari, tumbuhan hijau dapat berfotosintesis kemudian mengeluarkan oksigen. Oksigen tersebut diperlukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan itu sendiri untuk bernapas (respirasi). Sementara itu, pada peristiwa respirasi makhluk hidup mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Gas karbondioksida yang dihasilkan dari repirasi makhluk hidup merupakan salah satu senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau dalam berfotosintesis. Demikianlah seterusnya hubungan saling ketergantungan ini ada dan terus terjadi di dalam biosfer sehingga kehidupan di bumi ini dapat dipertahankan.
            Komponen biotik dapat pula mempengaruhi komonen biotik. Hal ini dapat diamati disekitar kita. Tanah yang padat dan tandus setelah dicangkul dan dipupuk dapat menjadi gembur dan subursehingga dapat ditanami tanaman budidaya. Contoh lainnya adalah tanah dapat menjadi gembur karena aktivitas cacing tanah, dimana cacing tanah dapat membentuk rongga-rongga udara dalam tanah, sehingga udara dapat masuk ke lapisan tanah yang lebih dalam untuk leperluan akar tanaman dan organisme tanah lainnya. Selain tiu, kotoran cacing tanah yang dikeluarkan ke permukaan tanah menjadi bagian dari tanah yang subur karena kaya akan bahan organik.
            Pengaruh faktor biotik terhadap faktor abiotik dapat diamati di hutan yang memiliki pohon-pohon besar dan berdaun lebat. Daun dan akar pohon besar tersebut dapat menahan air hujan sehingga tanah tidak tererosi dan ait hujan dapat menembus tanah lapisan yang lebih dalam dan mengurangi aliran air kepermukaan yang besar (banjir).
            Makhluk hidup bergantung pada lingkungan abiotik, sedangkan lingkungan abiotik tidak seluruhnya tergantung pada makhluk hidup. Misalnya tanaman padi yang tumbuh di sawah, akar padi menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah hingga dapat tumbuh dan berubah dengan baik kadang-kadang di suatu tempat tidak sesuai dengan ditanami padi, namun dengan pengolahan tanah dan pemupukan serta pengairan. Maka tanaman padi tersebut dapat tumbuh dengan baik. Meskipun di antara komponen biotik maupun komponen abiotik terjadi saling mempengaruhi, ternyata terdapat beberapa komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik antara lain gaya tarik bumi (gravirasi bumi), cahaya matahari, dan tekanan udara.
            Produsen, konsumen, dam pengurai, ketiganya adalah komponen biotik dalam ekosistem, yang mempunyai peranan penting dalam kelangsungan atau keseimbangan suatu ekosistem. Produsen tergantung pada lingkungannya, lingkungan tergantung pada pengurai. Dan pengurai tergantung pada produsen dan konsumen. Konsumen tergantung pada produsen, jika produsen dan konsumen mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi unsur hara (mineral). Tumbuhan hijau diperlukan untuk pertumbuhan tumbuhan. Hasil fotosintesis tumbuhan hijau oleh konsumen dan seterusnya. Jadi, jelaslah bahwa antara produsen, konsumen, dan pengurai selalu ada dan terjadi saling ketergantungan yang merupakan suatu siklus atau lingkaran yang tidak putus.
            Komponen-komponen biotik dalam ekosistem membentuk jaringan-jaringan kehidupan yang menunjukkan adanya rantai makanan, arus energi, dan daur zat tertentu yang memberikan keseimbangan alami yang tetap dan hanya akan hidup yang satu ke makhluk hidup lainnya melalui peristiwa makan dan dimakan dalam dunia kehiduan yang membentuk suatu rangkaian disebut dengan jaring-jaring kehiodupan.
a.      Rantai makanan
            Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan diantara makhluk hidup dengan satu urutan tertentu berbentuk linear. Ranrai makanan selalu dimulai paling dasar dari tumbuhan hijau yang merupakan satu-satunya makhluk hidup yang mampu menyusun sendiri zat makanan dari alam, dalam hal ini tumbuhan hijau bertindak sebagai produsen. Selanjutnya, herbivora memperoleh makanan dari tumbuhan hijau, sehingga herbivora disebut sebagai konsumen tingkat pertama (hewan-hewan yang langsung makan tumbuhan hijau). Pada peristiwa ini, terjadi perpindahan zat makanan dari produsen ke konsumen tingkat pertama. Kemudian karnivora (sebagai konsumen ti9ngkat kedua) memperoleh makanan dari konsumen tingkat pertama, dan konsumen tingkat ketiga memperoleh makanan dari konsumen tingkat kedua, demikian seterusnya. Tingkat produsen dan konsumen dalam rantai makanan disebut sebagai tingkat trofik.
            Konsumen puncak adalah konsumen yang tidak lagi dimakan oleh konsumen lainnya. Mesikpun demikian, konsumen puncak apabila telah mati akan diuraikan oleh pengurai seperti halnya produsen dam konsumen tingkat yang lebih rendah yang telah mati.
            Rantai makanan dapat dijumpai, baik pada ekosistem darat maupun pada ekosistem air. Beberapa contoh rantai maakanan yang dapat dijump;ai di lingkungan sekitar ditunjukkan dalam diagram di bawah ini dan berlatilah menyusun dan emnemukan sebanyak mungkin rantai makanan yang dapat dijumpai disekitar rumah, disekitar sekolah dan lingkungan lainnya.
   Secara  umum urytan rantai makanan dapat disususn dalam brntuk sebagai berikut:
       Produsen            herbivora             karnivora I                  karnivora II dan seterusnya                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          
            Selanjutnya, perlu diingat bahwa rantai makanan,tidak berhenti sampai karnivora puncak, sebab semua organisme (produsen, konsumen, pengurai) akan mati, maka semua bangkai tadi akan dihancurkan menjadi mineral asalnya oleh organisme pengurai yang berupa bakteri dan jamur. Tanpa adanya organisme pengurai ini, tentu bumi kita satu-satunya ini akan penuh oleh bangkai-bangkai makhluk hidup.
            Dengan adanya organisme pengurai ini, maka bentuk rantai makanan menjadi suatu silkus. Bangkai diurai menjadi garam-garam mineral yang diperlukan oleh tumbuhan (produsen), sedangkan tumbuhan dimakan oleh herbivora. Selanjutnya herbivora dimangsa oleh karnivora, dan kalau sudah mati akan diurai oleh organisme pengurai untuk menghasilkan garam-garam mineral, demikian seterusnya sebagai suatu siklus yang berkesinambungan.
b.      Jaring-jaring makanan
            Apabila anda telah menyusun berbagai rantai makanan dari suatu habitat, perhatikanlah bahwa ada satu organisme yang disukai oleh lebih dari satu organisme yang dimakan oleh lebih satu organisme. Sebaliknya, tentu ada satu organisme, yang suka makan lebih dari satu macam organisme. Misalnya padi tidak hanya dimakan oleh tikus, tetapi juga oleh burung, ayam, dan hewan lain. Ular tidak hanya memakan tikus, tetapi juga makan katak, ayam, dan kelinci. Oleh karena itu, kalau diperhatikan rantai makanan yang saling silang demikian disebut jaring-jaring makanan.
E.     ALIRAN ENERGI MELALUI RANTAI MAKANAN
            Aliran energi bergerak mulai dari matahari keprodusen, menuju ke konsumen tingkat pertama sampai pada konsumen tingkat puncak. Energi senantiasa dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk berbagai kegiatan seperti bergerak, tumbuh, berkembiak, dan berbagai kegiatan hidup lainnya. Serta sebagian hilang sebagai panas. Aliran energi dalam ekosistem di biosfer ini dan sumber awalnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
            Melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, maka energi dari cahaya matahari dapat diubah menjadi energi kimia yang disimpan dalam bentuk bahan makanan dlam tubuh tumbuhan. Energi inilah yang digunakan oleh tumbuhan untuk berbagai kegiatan dalam hidupnya. Apabila tumbuhan tersebut dimakan oleh herbivora (konsumen tingkat I), maka energi yang terdapat dalam tumbuhan tersebut akan pindah kedalam tubuh hewan herbivora tadi. Selanjutnay, apabila hewan herbivora tersebut dimakan oleh hewan karbivora (konsumen tingkat II), maka energi yang telah berada dalm tubuh hewan herbivora tadi akan pindah lagi ke dalam tubuh hewn karnivora tadi. Demikianlah seterusnya energi berpindah dalam aliran energi. Dengan kata lain, dalam rantai makanan terjadi aliran energi.
            Setiap tumbuhan energi dalam aliran energi ada panas yang dilepaskan kellingkungan. Hal ini dapat dilihat dalam rantai makanan atau jaring-jaring makanan bahwa tidak semua energi yang terdapat pada produsen mengalami perpindahan ke konsumen tingkat I, juga tidak semua energi yang adap pada konsumen tingkat I mengalami perpindahan ke konsumen tingkat II dalam peristiwa memakan, demikian seterusnya. Dengan demikian pada rantai makanan yang panjang, energi yang tersedia untuk tingkat trofik yang paling tinggi makin sedikit, sehingga bila digambarkan menyerupai suatu gambar piramida.
            Pada setiap tingkatan trofik dalam rantai makanan, energi digunakan untuk berbagai kegiatan seperti bertumbuh, dikeluarkan sebagai zat sisa, dilepaskan sebagai panas, dan hanya sekitar seperpuluh yang disimpan dalam jaringan tubuh organisme tersebut. Hanya sejumlah uang tersimpan itulah yang tersedia bagi organisme pada tingkatan trofik berikutnay peristiwa makan-dimakan dalam rantai amkanan.
1.      Piramida
            Umunya tingkat trofik pada suatu habitat hanya terdiri atas empat sampai lima tingkatan, dimana produsen selalu bersifat autotrof menempati tingkatan trofikpertama, herbivora menempati tingkatan trofik kedua, karnivora primer menempati tingkat trofik ketiga dan seterusnya. Apabila tingkatan trofik disusun dengan produsen sebagai dasar dan konsumen karniora sebagai penyusun puncak, maka akan dijumpai gambaran bentuk piramida.
            Dalam suatu ekosistem, dengan mudah dapat dijumpai bahwa terdapat lebih banyak produsen daripada  herbivora, lebih banyak herbivora dibanding karnivora primer, lebih banyak karnivora primer daripada karnivora sekunder, dan seterusnya. Agar setiap rantai makanan dalam suatu ekosistem dapat berkelanjutan, amka seharusnya massa produsen lebih banyak daripada massa konsumen tingkat I, massa konsumen tingkat I lebih banyak daripada massa konsumen tingkat II, massa tingkat II lebih banyak daripada massa konsumen tingkat III, dan seterusnya. Seperti yanf disebutkan diatas, apabila keadaan ini digambarkan akan membentuk suatu piramida makanan.
            Apabila suatu ekosistem mempunyai komposisi produsen dan konsumen tetap dan selalu membentuk bangun piramida, maka jaring-jaring kehidupan dalam ekosistem tersebut akan tetap berkesinambunagn, sehingga keseimbangan alam tetap terpelihara. Sebaliknya, apabila komposisi produseb dan konsumen mengalami gangguan yang parah (baik sengaja atau tidak sengaja). Makakeseimbangan ekositem akan terganggu sehingga pada akhirnya semua organisme penyuun rantai makanan itu akan terganggu.
            Selain piramida makanan yang dijelaskan diatas dapat pula dijumpai berbagai bentik piramida jumlahg pada berbagai ekosistem seperti gambar berikut:
2.      Macam-macam bentuk pola kehidupan
            Semua makhluk hidup yang ada di alam tidak dapat hidup sendiri. Mereka harus berinteraksi dengan makhluk hidup lain. Pola interaksi yang terjadi di antara makhluk hidup tidak secara langsung secara acak, tetapi memiliki keteraturan. Dengan demikian, pola interaksi tersebut menunjukkan adanya kekhasan. Kekhasan tersebut sangat ditentukan oleh jenis organisme yang saling berinteraksi. Di dalam eksistem, selain hubungan predasi (interaksi antara makhluk hidup yang berkenaan dengan makan dan dimakan) juga terdapat interaksi lain yang akan kita bahas dalam uraian berikut. Dua makhluk hidup yang saling berinteraksi secara kuat dinamakan simbiosis atau hidup bersama.
a.      Kompetisi

            Di dalam ekosistem, berbagai jenis makhluk hidup dapat menjalani hubungan yang sifatnya kompetisi.
            Belalang, kijang, kambing, sapi dan berbagai organisme herbivora lainnya saling berkompetisi untuk mendapatkan makanannya. Sifatnya kompetisi yang ditampilkan oleh berbagai makhluk hidup tersebut merupakan naluri untuk mempertahankan jenisnya agar tetap survice. Dalam keadaan jumlah makanan tersedia cukup banyak, kompetisi sifatnya telatif rendah. Akan tetapi, bila keadaan makanan sangat terbatas, maka sifat kompetisinya menjadi sangat kuat sehingga terdapat kecenderungan bagi organisme yang lemah disingkirkan.
  
            Kompetisi diantara makhluk hidup bukan hanya dijumpai pada hewan, tetapi juga pada berbagai nejis tumbuhan yang menempati tempat yang sama. Misalnya, berbagai jenis rumput-rumputan yang hidup pada suatu tempat, akan mengadakan kompetisi untuk “memperebutkan” air dan mineral yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya.
   Dalam situasi yang sangat kritis, organisme dapat melakukan kompetisi, tidak hanya dengan organisme yang berbeda spesies, tetapi juga individu dari spesies yang sama. Untuk memahami secara jelas mengenai kompetisi, lakukanlah kegiatan berikut dirumah kalian.
            Amatilah lapangan rumput yang ada disekitar sekolah atau rumah kalian. Di antara berbagai jenis tumbuhan (atau rumput-rumputan) yang kalian amati, apakah ada di antara mereka dominan?
            Menurut kalian, yang manakah di antara makhluk hiudp yang menempati padang rumput tersebut mengadakan interaksi yang sifatnya kompetisi?


b.      Simbiosis
            Simbiosis mengandung pengertian hidup bersama. Ini berlaku bagi jumlah spesies yang hidup bersama yang berinteraksi dengan erat di antara mereka. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme dan simbiosis parasitisme.
1)      Simbiosis mutualisme
            Untuk memahami secara baik mengenai simbiosis mutualisme, kalian dapat mengamati bunga yang dihinggapi kupu-kupu atau lebah. Menurut kalian, apa yang menyebabkan kupu-kupu atau lebah mendatangi bunga yang mekar? Apakah bunga yang mekar tadi mendapatkan keuntungan dari lebah atau kupu-kupu yang datang? Pola interaksi yang dibicarakan di atas dinamakan simbiosis mutualisme, yaitu kehidupan antara dua spesies yang berbeda dan dalam interaksinya kedua spesies tersebut sama-sama mendapatkan keuntungan. Contoh lain dari simbiosis mutualisme sebagai berikut.
2)      Simbiosis komensalisme
            Pernakah kalian mengamati pohon pinus atau pohon-pohon lainnya? Perhatikanlah dengan seksama. Di situ, kalian dapat mengamati sejumlah Lichines. Apakah pohon pinus akan mati dengan adanya Lichenes? Amati pula berbagai jenis tumbuhan anggrek yang menempel pada pohon menyebabkan pohon yang ditempatinya mati? Anggrek yang hidup menempel pada pohon mendapatkan tempat perlekatan yang baik, air, mineral, cahaya, dan sebagainya, sedangkan pohon yang ditempatinya tidak menderita karena anggrek tidak mengambil makanan yang dibutuhkan oleh pohon. Contoh-contoh lain dari simbiosis komensalisme adalah sebagai berikut.
a.        Ikan hiu dan ikan remora. Ikan remora mendapatkan makanan dan perllindungan dari ikan hiu terhadap hewan-hewan yang memangsa ikan remora, tetapi ikan hiu tidak dirugikan.
b.      Berbagai jenis paku-pakuan yang hidup di pohon. Tumbuhan paku-pakuan mendaptkan air, mineral, cahaya, dan tempat perlekatan sebagai tumbuhan epifit, sedangkan pohon di tempeli tidak dirugikan.
            Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa simbiosis komensalisme adalah kehidupan bersama antara dua spesies yang berbeda dengan salah satu spesies mendapatkan keuntungan, sedangkan spesies yang lainnya tidak dirugikan.
3)      Simbiosis parasitisme
            Jenis simbiosis ini sangat banyak dalam interaksi yang berbeda. Contoh-contohnya pun sangat banyak. Hal yang paling gampang diamati adalah benalu yang hidup menempel pada pohon mangga. Cobalah dipikirikan! Mengapa benalu yang menempel di pohon mangga selalu dibersihkan oleh petani mangga? Bagaimanakah keadaan pohon mangga yang ditempeli benalu?
            Tali putrid (Cuscuta australis) mengambil keperluan makanannya dari tumbuhan inangnya berupa pohon beluntas, landep atau perdu lainnya. Dengan demikian, tali putir mendapatkan keuntungan, tetapi pohon inangnya sangat dirugikan. Raflesia padma yang banyak di temukan di hutan-hutan Bengkulu, tumbuh pada akar tumbuhan memanjat yang disebut Liana tetra sigma L. ia menghisap makanannya dari akar Lianan karena ia mendapat keuntungan tetapi Lianan sangat dirugikan.
            Beberapa jenis cacing yang hidup di dalam tubuh kita dapat menimbulkan kerugian. Cacing pita (Taenia solium dan Taenia sagimata) yang hidup didalam usus menyadap sari-sari makanan kita. Cacing tambang (Ancyclostoma duodende dan Necator americanus) menghisap darah dan melekat di dinding usus. Cacing perut (Ascaris lumbricoides) banyak terdapat pada usus anak-anak dan menyadap sari-sari makanan.
            Plasmodium merupakan satu jenis protozoa yang hidup di sel-sel darah manusia. Bagaimanakah keadaan manusia yang di dalam darahnya terdapat banyak plasmodium? Perhatikan pula cacing perut yang hidup pada manusia! Bagaimanakah keadaan kesehatan manusia yang menderita cacingan?
            Dari gambaran di atas dapat disimpulakan bahwa simbiosis parasitisme adalah tempat dua jenis spesies yang hidup bersama, yang salah satunya mendapatkan kerugian dan satunga mendaptkan keuntungan.
c.       Manfaat simbiosis bagi manusia 
            Tumbuhan kacang-kacangan tidak mampu mengikat Nitrogen (N2) bebas di udara. N2 sangat dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhannya. Adanya bakteri Rhizobium dapat memenuhi kebutuhan N2 bagi kacang-kacangan, sehingga tumbuhan kacang-kacangan dapat tumbuh lebih baik. Rhizobium adalah salah satu jenis bakteri yang mampu mengikat N-udara serta hidup secara simbiosis di dalam akar kacang-kacangan dengan membentuk modula. Karena peranan bakteri tersebut didalam budi daya penanaman kacang-kacangan sangat besar, telah digunakan secara luas dan besar-besaran.
            Pada saat ini, beredar secara luas jenis-jenis inokulan untuk berbagai jenis tanaman kacang-kacangan bernilai ekonomis.
            Proses pengikatan nitrogen udara secara biologis oleh bakteri, fungi, ataupun mikroalge, merupakan cara pemanfaatan N-udara yang paling murah, mudah, aman serta hemat energy, tanpa memerlukan tingkatan teknologi mukhtahir ataupun keahlian yang khusus. Salah satu kelompok yang paling menonjol peranannya di dalam proses pengikatan nitrogen udara ini ialah bakteri Rhizobium.
            Kehadiran bakteri rhizobium di dalam nodula/bintil akar kacang-kacangan, merupakan bentuk simbiosis yang sifatnya mutualis, yaitu dengan hidup bersama tersebut, baik bakteri ataupun tanaman kedua-duanya saling diuntungkan, minimal hasil pengikatan N-udara tersebut, dapat digunakan oleh tanaman itu sendiri atau disimpan di dalam tanah , sehingga di dalam budi daya. 

Jumat, 27 April 2012

Berbagai Kasus Kewarganegaraan yang Berkaitan dengan UU kewarganegaraan



TUGAS INDIVIDU
MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PASAL-PASAL TENTANG HAM DALAM 
UUD NRI 1945 DAN CONTOH KASUS
 YANG BERTENTANGAN DENGAN PASAL-PASAL
 TERSEBUT MENGENAI HAM


OLEH:
NAMA       :        SRIWAHYUNI
NIM           :        1161040071
JURUSAN :        PPKn

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KASUS I

NY. SURTIATI
Wu Warga Negara Indonesia melakukan perkawinan campuran dengan Dr. CHARLIE WU alias WU CHIA HSIN yang telah dicatatkan di Kantor Pencatatan Sipil Jakarta. Perkawinan tersebut telah dikaruniai dua orang anak yang lahir di Jakarta dan berkewarganegaraan Amerika Serikat yang bernama Alice dan Denise. Sejak awal perkawinan ternyata hubungan keduanya sudah tidak harmonis. Ketidakharmonisan tersebut akhirnya berbuntut pada gugatan cerai yang diajukan Dr. Charlie Wu ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam Gugatannya Dr. Charlie Wu memohon agar hak asuh atas kedua anaknya diberikan kepadanya. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan permohonan tersebut yang kemudian ditegaskan lewat keputusan banding. Ny. Surtiati Wu yang merasa tidak puas mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, namun permohonan kasasinya ditolak.

ANALISA

Mengingat tahun kelahiran kedua anak tersebut adalah 1986 dan 1987, maka peraturan yang mengatur adalah undang-undang No. 62 tahun 1968. Dalam Pasal 1b tersebut menyatakan bahwa Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayah seorang WNI dengan pengertian hubungan kekeluargaan itu diadakan sebelum orang itu berusia 18 tahun dan belum menikah di bawah usia 18 tahun. Dengan ketentuan pasal ini, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menganut secara ketat asas “ius sanguinis”. Oleh sebab itu, seperti dalam kasus ini dimana terjadi perkawinan campuran antara perempuan WNI (Ny Surtiati) dengan laki-laki WNA (Dr. Charlie Wu), maka anak yang dilahirkan akan mengikuti kewarganegaraan si ayah dimanapun ia dilahirkan. Mengenai ketentuan ini terdapat pengecualian yakni apabila negara si ayah tidak memberikan kewarganegaraan bagi si anak yang dilahirkan sehingga si anak akan berstatus “stateless” atau tanpa kewarganegaraan.
Dalam kasus ini, Dr. Charlie Wu merupakan warga negara Amerika yang menganut asas kewarganegaraan “ius soli”, dimana seseorang mendapat kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahirannya. Kedua anak yang merupakan hasil perkawinan campuran antara Dr. Charlie Wu dengan Ny. Surtiati dilahirkan di Indonesia, tepatnya Jakarta. Dengan demikian, terjadi pertemuan antara dua asas kewarganegaraan yang berbeda. Berdasarkan pasal 1 b UU No. 62 tahun 1958, kedua anak tersebut mengikuti kewarganegaraan ayah mereka, yakni Amerika. Namun, berdasarkan asas “ius soli” yang dianut oleh Amerika Serikat, kewarganegaraan kedua anak tersebut mengikuti tempat kelahiran mereka, yaitu Indonesia. Hal ini mengakibatkan kedua anak tersebut menjadi “stateless”. Akan tetapi, UU no.62 tahun 1958 menganut asas anti “apatride” dimana terjadi seseorang tidak memiliki kewarganegaraan. Oleh sebab itu, dalam kasus seperti ini, kedua anak itu dapat menjadi WNI jika sang ibu mengajukan permohonan ke pengadilan. Dalam kasus ini, kedua anak tersebut menjadi warga negara Amerika. Hal ini dimungkinkan dengan pengakuan Dr. Charlie Wu bahwa kedua anak tersebut adalah kedua anaknya sehingga harus mengikuti kewarganegaraannya yakni Amerika. Berdasarkan ketentuan dalam pasal 17 UU No. 62 tahun 1958 dapat disimpulkan bahwa seorang anak yang diakui oleh orang asing sebagai anaknya dan memperoleh paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing, maka ia memperoleh kewarganegaraan dari negara tersebut. Karena Dr. Charlie Wu mengajukan permohonan paspor kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat. Dengan keluarnya paspor Amerika atas nama Alice dan Dennis Aulia, maka ketentuan pasal 17 tersebut berlaku. Kedua anak itu mendapat pengakuan dari Dr. Charlie Wu yang seorang WNA sebagai anaknya.

Kasus 2
Menyinggung tentang kemerdekaan hak asuh anak juga diutarakan oleh Etta Herawati atau biasa dikenal dengan Bertha. Ibu dari Jasmine McCarthy ini juga ikut curhat lantaran mulai dari proses pernikahan dengan Michael McCarthy JR (38) pada tanggal 29 Agustus 2001 silam permasalahan tentang kewarganegaraan selalu saja muncul. ”Saya ingat waktu mau menikah 5 tahun lalu, kami harus mengurusi beberapa surat yang menurut saya tidak terlalu sulit untuk diurus. Belum lagi dengan sikap dari pejabat pemerintahan yang berwenang yang dengan sengaja menyulitkan kami untuk mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan,” ujar guru vokal dari banyak selebritis ini.
Pengalaman yang tidak mengenakkan ini jelas saja mengganggu pribadinya, meskipun untuk memutuskan menikah dengan pria asing sudah ia pikirkan sebelumnya segala sebab dan akibat yang akan muncul. Bahkan setelah Jasmine lahir pada tanggal 23 Mei 2003 langsung dibuatkan akte, tapi nyatanya ia harus melaporkan juga ke imigrasi lantaran salah satu orang tuanya berbeda kebangsaan karena selama 8 bulan sejak kelahirannya Berta dan Michael belum melaporkan ke Imigrasi. ”Pada saat itu salah satu pegawai Imigrasi bilang karena keterlambatan selama 8 bulan saya dikenakan denda sebesar 85 Dollar. Tapi pegawai lainnya ada yang bilang hanya membayar 75 sampai 100 Dollar sampai surat perijinan selesai. Dengan begitu saya berpikir berapa yang musti saya bayar untuk menebus keterlambatan pengurusan ini. Tapi akhirnya saya hanya membayar 30 juta pada pihak Imigrasi. Ternyata susah juga ya jadi WNI,” papar Bertha.


ANALISA
Apabila kita melihat UU lama maka UU kewarganegaraan lama memiliki beberapa kelemahan yang efeknya sangat memberatkan para wanita pelaku perkawinan campuran bersama anak-anaknya karena sang anak sejak lahir secara otomatis sudah mengikuti kewarganegaraan ayah/asas patriakal. Tapi Kini setelah disyahkannya UU Kewarganegaraan yang baru ini wanita yang melakukan pernikahan campuran dimanapun di Indonesia ini bisa bernafas lega, karena untuk kewarganegaraan setiap anak tidak perlu lagi mengurus ke instansi pemerintah seperti Imigrasi maupun instansi lainnya. Arti kata, dengan terbitnya surat keputusan ini maka kehidupan anak hasil pernikahan campuran antara WNI dengan negara asing menjadi lebih terjamin statusnya hingga umur 18 tahun plus masa pemilihan keyakinan kewarganegaraan selama 3 tahun ke depan. ”Seperti mendapat angin segar dengan di syahkannya UU Kewarganegaraan yang baru ini,” sehingga anak yang lahir dari perkawinan campuran ini bisa menjadi warganegara indonesia akrena sesuai denganUU No.12 Tahun 2006. Menurut undang-undang ini, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) antara lain (saya kutip beberapa saja) :
1.      setiap orang yang sebelum berlakunya UU ini (sebelum tahun 2006) telah menjadi WNI
2.       anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3.      anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4.       anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5.      dst….
Ini membuktikan bahwa sesuai UU diatas maka sudah jelas bahwa anak itu bisa menjadi WNI





Kasus 3
Aspirasi untuk dwi kewarganegaraan juga terjadi di Italia. Gusmang Oka Mayura adalah pria Bali yang sudah selama sepuluh tahun tinggal di kota Verona. Ia berupaya mengumpulkan keinginan untuk memperoleh dwi kewarganegaraaan dan membuat kelompok tersendiri di Facebook. Sampai saat ini anggotanya sudah mencapai sekitar 930 warga Indonesia dari seluruh pelosok dunia.

ANALISA
Beberapa orang yang ingin mempunyai dwi kewarganegaraannya pada dasarnya untuk mempermudah yang bisa didapat jika ia menjadi warga negara dari salah satu negara di tempatnya tinggal. "Mempermudah untuk bisa buka usaha kerja, urus pensiun dan lain-lainnya. Karena kalau kita bawa paspor di negara kita tinggal maka jaminannya lebih bagus." Aspirasi yang dikumpulkan di halaman Facebok akan digunakan Gusmang Oka Mayura sebagai petisi menuju ke celah yang lebih formal. Tapi tentu saja mengubah UU tidak semudah membalik telapak tangan karena dalam membuat UU itu sudah dipertimbangkan oleh lembaga yang membuat UU tersebut dan jangan sampai dengan dipenuhi adanya dwi kewarganegaraan maka terjadi penyimpangan seperti adanya krisi identitas yang terjadi pada orang yang memilki dwi kewarganegaraan dan menyalah gunakan penggunaan paspornya namun tidak menutup kemungkinan aspirasi masyarakat yang mendambakan dwi kewarganegaraan dapat menjadi bahan pertimbangan selanjutnya. Sampai saat ini hanya anak di bawah 18 tahun saja yang bisa mendapat kewarganegaraan ganda.