MAKHLK
HIDUP DAN EKOSISTEM ALAMI
A.
POPULASI
DAN KOMUNIAS MAKHLUK HIDUP
Di
dalam suatu ekosistem terdapat individu,misalnya
seekor rusa dan seekor ayam. Istilah individu berasal dari bahasa latin individuum yang berarti tidak dapat
dibagi. Di dalam ekologi, individu diartikan sebagai sebutan untuk mahkluk
tunggal. Beberapa individu dengan jenis (species) yang sama menempati habitat
tertentu pada waktu yang sama dan berkembang biak pada derah tertentu membentuk
populasi.
Kumpulan populasi yang menempati tempat yang samapada waktu yang sama membentuk
komunitas. kesatuan beberapa
komunitas dengan lngkungannya membentuk satu satuan fungsional yang disebut
sistem ekologi atau lebih lazim dikenal dengan nama ekosistem. Ekosistem
merupakan hubunga timbal balik yang kompleks antara mahkluk hidup dengan
lingkunganya, baik hidup maupun yang tidak hidup ( tanah, air, udara atau
lingkungan kimia fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem.
Menurut cara terbentuknya ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu (i) ekosistem
alam, adalah ekosistem yang terjadi secara alami, (ii) ekosistem buatan, adalah
ekosistem yang dibuat oleh manusia. Keseluruhan ekosistem yang menempati
permukaan bumi membentuk satu kesatuan funsional yang di sebut
Biosfer. Dengan demikian biisfer merupakan organisasi hayati tang
paling kompleks.
1.
Komponen ekosistem
Suatu
ekosistem terdiri atas dua komponen utama yaitu; komponen autotrof ( autos=
sendiri, trophikos= menyediakan makanan), yaitu organisme yang mampu
menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik
dengan bantuan energi matahari dan klorofil (zat hijau daun). Oleh sebab itu
semua organisme yang mengandung zat hijau daun disebut organisme autotrofik.
Komponen
hetotrofik ( hetero= berbeda, lain) yaitu organisme yang mampu memanfaatkan hanya
bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan
disediakan oleh orgenisme lain, misalnya hewan dan jamur. Kelompok mahkluk
hidup ini disebut organisme heterotraf.
B.
KOMPONEN
BIOTIK
Komponen biotik
dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
v Produsen adalah kelompok mahkluk
hidup autotrof ( memiliki kemampuan untuk berfotosintesis atau kemosintesi
dengan menggunakan sumber energi dari lingkunganya membentuk molekul-molekul
organik yang komleks dari bahan (zat orgsnik) karbondioksida dan air contohnya
erbagai macam tumbuhan.
v Konsumen adalah kelompok mahkluk
hidup heterotrof (mereka tidak mampu
untuk membentuk molekul-molekul organik dari zat-zat anorganik). Zat-zat
organik diperolehnya dengan cara memakan organisme-organisme lain. Misalnya
berbagai jenis hewan.
v Pengurai adalah mahkluk hidup yang
heterotrof yang berperan menguraikan sisa-sisa bahan organik atau produk-produk
organisme lainnya. Contohnya bakteri dan fungi.
1. Tumbuhan
Tumbuhan dianggap sebagi produsen
kareena memiliki kemampuan untuk membuat makananya sendiri melalui
fotosintetis. Fotosintetis adalah suatu proses yang berlangsung pada tumbuhan,
tempatb zat organik ( air dan karbondioksida) dengan bantuan cahaya matahari
dan zat hijau daun (klorofil) diubah menjadi zat organik (glukosa). Air
diperoleh tumbuhan dari tanah kemudian diangkat melalui pembulh kayu dibawa
menuju daun. CO2 diperoleh dari atmosfer, diserap melalui mult daun (stomata)
dan masuk kedalam daun. Klorofil pada daun memungkinkan energti matahari
diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk mengubah air dan CO2 menjadi glukosa.
Cahaya matahari
6CO2 + 6H2O==============> C6H12O6 + 6O2
Klorofil
Glukosa
yang dihasilkan diangkut ke seluruh bagian tanaman yang membutuhkannya melalui
pembuluh tipis (floem). Sebagian glukosa yang dihasilkan diubah menjadi
pati atau amilum. Pati atau amilum
biasanya disimpan oleh tanaman pada bagian-bagian tertentu misalnya pada biji
atau buah, umbi, batang, atau daun. Contohnya penyimpanan pada biji atau buah
adalah jagung atau padi, umbi misalnya kitela, batang misalnya sagu.
Makanan
yang dihasilkan oleh tumbuhan disimpan didalam akar, buah,batang atau biji.
Makanan itu tidak hanya digunakan sendiri, tetapi juga meupakan sumber makanan bagi
mahkluk hidup lainya. Oleh karena itu tumbuhan disebut [rodusen atau penghasil.
2. Hewan
Hewan
tidak dapat menghasilkan sendiri makanannya karena tidak memiliki klorofil
sehingga perlu mendapatkan makanan dari mahkluk hidup lainnya. Sebagai konsumen hewan memakan
produsen secra langsung, tetapi ada pula yang memakan secra tidak langsung dari
prudusen. Menurut tingkatannya, konsumen dibedakan menjadi konsumen I, konsumen
II, konsumen III. Yang termasuk golongan ini adalah kelompok tumbuhan yang tida
berklorofil, hewan dan manusia.
Disamping
itu ada juga beberapa jenis tumbuhan yang oleh karena tidak memiliki klorofil,
kebutuhan makanannya bergantung pada tumbuhan lain. Contohnya adalah tali putri
yang hidupnya menumpang pada tumbuhan lain, dan bunga bangkai Raflesia yang hidup parasit pada akar
tumbuhan lain. Perbandingan antara produsen dan konsumen dapat digambarkan
dalam bentuk piramida makanan. Makin kepuncak piramida, jumlahnya makin
berkurang. Dasar piramida makanan adalah produsen. Bilamana jumlah konsumen
lebih banyak daripada jumlah produsen, maka ekosistem menjadi tidak seimbang.
3. Pengurai
Mikroba adalah mahkluk hidup yang
sangat kecil ukuranya yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Mikroorganisme
ini adalah komponen biotik yang berfungsi untuk mengurai bahan organik yang
berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa
pencernaan. Oleh sebab itu, organisme ini disebut sebagai pengurai.
Penguasaan bahan organik tersebut
melalui beberapa tahapan. Pertama, hewan-hewan
kecil pamakan sampah atau detritivor
menghaluskan sampah sisa organisme menjadi sampah-sampah yang ukurannya lebih
halus. Kedua, setelah sampah halus
lembab bercampur air, bakteri, dan jamur akan menguraikan sampah halus tersebut
menjadi unsur-unsur penyusunnya melalui proses fermentasi.
C.
KOMPONEN
ABIOTIK
Tanah
merupakan bagian bumi, dan ditanah inilah sebagian mahkluk hidup melangsungkan
kehidupannya. Tumbuhan dapat hidup subur bila tanahnya mengandung unsur hara,
apbila tumbuhan subur manusia dan hewan dapat memanfaatkan sebagai sumber
makanan. Air merupakan kebutuhan yang sangat pentin g bagi mahluk hidup.
Misalnya tumbuhan memerlukan air untuk fotosintesis, dan hewan menggunakan
untuk minum dan sebagi tempat hidup, sedangklan pada manusia digunakan dalam
berbagai kegiatan hidup. Air sebagai komponen abiotik sangat besar pengaruhnya
terhadap kelangsungan hidup.
Udara diatmosfer terdiri berbagai
macam gas, antara lain oksigen,nitrigen, dan karbondioksida. Tumbuhan
memperoleh gas-gas yang di perlukan dari udara dan dari dalam tanah. CO2
digunakan dalam proses fotosintetis dan O2 digunakan untuk pernapsan, sedangkan
pada manusia dan hewan di gunakan untuk respirasi. Oksigen tersebut di peroleh
langsung dari udara. Cahaya merupakan komponen abiotik yang sangat di perlukan
semua kehidupan. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi semua kehidupan.
Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk proses fotosintesis.
D.
BERBAGAI
BENTUK EKOSISTEM ALAMI
Ekosistem alami dapat dibedakan
menjadi (i) ekosistem bahari, (ii) ekosistem darat alami, dan (iii) ekosistem
suksesi.
Ekosistem bahari terdiri atas
ekosistem perairan dalam, perairan dangkal (litoral), dan ekosistem daerah
pasang surut. Ekosistem darat alami terdiri atas ekosistem padang pasir,
ekosistem padang rumput, ekosistem sabana, ekosistem hutan gugur, ekosistem
hutan tropis, ekosistem taiga, ekosistem tundra, dan ekosistem hutan bakau.
Pada ekosistem padang pasir,
curah hujan rendah, suhu antara malam hari berkisar 0° C dan pada siang hari
dapat mencapai 40° C. tumbuhan menahun yang hidup pada ekosistem ini biasanya
berdaun kecil atau berduri, memiliki perakaran yang apnjang, dan kkutikula yang
tebal. Sedangkan hewan yang di jumpai misalnya unta, keledai, dan hewan
pengerat seperti tikus.
Ekosistem padang rumput ditandai
dengan curah hujan yang rendah dan tidak merata sepanjang tahun, porositas dan
drainase kurang bagus, jenis vegetasi berupa rumput-rumputan. Jenis hewan
umumnya berupa herbivora dan karnivora. Misalnya zebra, singa, dan serigala.
Berpotensi digunakan untuk peternakan. Ekosistem padang rumput yang diselingi
dengan kumpulan pohon-pohon dinamakan sabana.
Ekosistem hutan gugur ditandai
dengan curah hujan yang rendah, namun lebih tinggi dibandingkan padang pasir
dan rumput. Hutan-hutan dikawasan ini ditandai karena menggugurkan daunnya
sehingga dikenal dengan musim gugur, musim semi, musim dingin, dan musim panas.
Jenis tumbuhannya terbatas dan biasanya jarak antara tumbuhan lebih renggang.
Misalnya maple, oak, dan beck.
Eksistem hutan tropis ditandai
curah hujan yang tinggi dan merata sepanjang tahun. Pohon-pohon besar, rapat
dan ketinggiannya mencapai 20-40 m. pohon-pohon berdaun sangat lebat hingga
membentuk kanopi.
Ekosistem tagia ditandai dengan
vegetasi yang umumnya berupa tumbuhan konifer seperti pinus dan relatif
homogen. Perbedaan suhu antara musim dingin dan panas sangat tinggi. Ekosistem
tundra ditandai dengan vegetasi berupa lumut. Musim dingin sangat panjang dan
gelap, sedangkan musim panas sangat singkat.
1.Aliran
energi dan materi dalam ekosistem
Dalam satu ekosistem, selalu
terjadi hubungan saling ketergantungan antara kompone-komponen baik biotik
amupun abiotik. Hal ini antara lain dapat dilihat pada tumbuhan hijau yang
menyusun makanan dengan jalan proses fotosintesis. Dalam hal ini, tumbuhan
hijau (biotik) dengan bantuan sinar matahari (abiotik) dapat melakukan
fotosintesis untuk menghasilkan amilum dan gas oksigen. Selain membutuhkan
sinar matahari untuk berfotosintesis, tumbuhan hijau juga membutuhkan air dan
unsur hara (abiotik) dalam tanah, yang diserap melalui akar dan diangkut
melalui batang sampai kedaun. Disamping itu, daun tumbuhan juga menyerap
karbondioksida (abiotik) dari udara. Jadi, jelas bahwa kehidupan tumbuhan
hijau(biotik) bergantung pada air, tanah, udara, dan cahaya matahari (abiotik).
Seperti halnya tumbuhan hijau,
makhluk hidup lainnya juga sangat membutuhkan keadaan lingkungan yang dapat
mendukung kehidupannya. Itik, misalya tentu nya membutuhkan makanan berupa
jagung, padi, air, oksigen, dan lain-lain, yang seluruhnya itu harus diperoleh
dari lingkungannya. Jadi, jelaslah bahwa setiap makhluk hidup saling bergantung
kepada lingkungannya, baik itu lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik.
Perhatikan contoh hubungan saling
ketergantungan berikut ini untuk lebih memperjelas pemahaman adanya saling ketergantungan.
Dengan bantuan sinar matahari, tumbuhan hijau dapat berfotosintesis kemudian
mengeluarkan oksigen. Oksigen tersebut diperlukan oleh manusia, hewan, dan
tumbuhan itu sendiri untuk bernapas (respirasi). Sementara itu, pada peristiwa
respirasi makhluk hidup mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Gas
karbondioksida yang dihasilkan dari repirasi makhluk hidup merupakan salah satu
senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau dalam berfotosintesis. Demikianlah
seterusnya hubungan saling ketergantungan ini ada dan terus terjadi di dalam
biosfer sehingga kehidupan di bumi ini dapat dipertahankan.
Komponen biotik dapat pula
mempengaruhi komonen biotik. Hal ini dapat diamati disekitar kita. Tanah yang
padat dan tandus setelah dicangkul dan dipupuk dapat menjadi gembur dan
subursehingga dapat ditanami tanaman budidaya. Contoh lainnya adalah tanah
dapat menjadi gembur karena aktivitas cacing tanah, dimana cacing tanah dapat
membentuk rongga-rongga udara dalam tanah, sehingga udara dapat masuk ke lapisan
tanah yang lebih dalam untuk leperluan akar tanaman dan organisme tanah
lainnya. Selain tiu, kotoran cacing tanah yang dikeluarkan ke permukaan tanah
menjadi bagian dari tanah yang subur karena kaya akan bahan organik.
Pengaruh faktor biotik terhadap faktor
abiotik dapat diamati di hutan yang memiliki pohon-pohon besar dan berdaun
lebat. Daun dan akar pohon besar tersebut dapat menahan air hujan sehingga
tanah tidak tererosi dan ait hujan dapat menembus tanah lapisan yang lebih
dalam dan mengurangi aliran air kepermukaan yang besar (banjir).
Makhluk hidup bergantung pada
lingkungan abiotik, sedangkan lingkungan abiotik tidak seluruhnya tergantung
pada makhluk hidup. Misalnya tanaman padi yang tumbuh di sawah, akar padi
menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah hingga dapat tumbuh dan berubah
dengan baik kadang-kadang di suatu tempat tidak sesuai dengan ditanami padi,
namun dengan pengolahan tanah dan pemupukan serta pengairan. Maka tanaman padi
tersebut dapat tumbuh dengan baik. Meskipun di antara komponen biotik maupun
komponen abiotik terjadi saling mempengaruhi, ternyata terdapat beberapa
komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik antara lain
gaya tarik bumi (gravirasi bumi), cahaya matahari, dan tekanan udara.
Produsen, konsumen, dam pengurai,
ketiganya adalah komponen biotik dalam ekosistem, yang mempunyai peranan
penting dalam kelangsungan atau keseimbangan suatu ekosistem. Produsen
tergantung pada lingkungannya, lingkungan tergantung pada pengurai. Dan
pengurai tergantung pada produsen dan konsumen. Konsumen tergantung pada
produsen, jika produsen dan konsumen mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi
unsur hara (mineral). Tumbuhan hijau diperlukan untuk pertumbuhan tumbuhan.
Hasil fotosintesis tumbuhan hijau oleh konsumen dan seterusnya. Jadi, jelaslah
bahwa antara produsen, konsumen, dan pengurai selalu ada dan terjadi saling
ketergantungan yang merupakan suatu siklus atau lingkaran yang tidak putus.
Komponen-komponen biotik dalam
ekosistem membentuk jaringan-jaringan kehidupan yang menunjukkan adanya rantai
makanan, arus energi, dan daur zat tertentu yang memberikan keseimbangan alami
yang tetap dan hanya akan hidup yang satu ke makhluk hidup lainnya melalui
peristiwa makan dan dimakan dalam dunia kehiduan yang membentuk suatu rangkaian
disebut dengan jaring-jaring kehiodupan.
a.
Rantai
makanan
Rantai makanan adalah peristiwa
makan dan dimakan diantara makhluk hidup dengan satu urutan tertentu berbentuk
linear. Ranrai makanan selalu dimulai paling dasar dari tumbuhan hijau yang
merupakan satu-satunya makhluk hidup yang mampu menyusun sendiri zat makanan
dari alam, dalam hal ini tumbuhan hijau bertindak sebagai produsen.
Selanjutnya, herbivora memperoleh makanan dari tumbuhan hijau, sehingga
herbivora disebut sebagai konsumen tingkat pertama (hewan-hewan yang langsung
makan tumbuhan hijau). Pada peristiwa ini, terjadi perpindahan zat makanan dari
produsen ke konsumen tingkat pertama. Kemudian karnivora (sebagai konsumen
ti9ngkat kedua) memperoleh makanan dari konsumen tingkat pertama, dan konsumen
tingkat ketiga memperoleh makanan dari konsumen tingkat kedua, demikian
seterusnya. Tingkat produsen dan konsumen dalam rantai makanan disebut sebagai
tingkat trofik.
Konsumen puncak adalah konsumen yang
tidak lagi dimakan oleh konsumen lainnya. Mesikpun demikian, konsumen puncak
apabila telah mati akan diuraikan oleh pengurai seperti halnya produsen dam
konsumen tingkat yang lebih rendah yang telah mati.
Rantai makanan dapat dijumpai, baik
pada ekosistem darat maupun pada ekosistem air. Beberapa contoh rantai maakanan
yang dapat dijump;ai di lingkungan sekitar ditunjukkan dalam diagram di bawah
ini dan berlatilah menyusun dan emnemukan sebanyak mungkin rantai makanan yang
dapat dijumpai disekitar rumah, disekitar sekolah dan lingkungan lainnya.
Secara umum urytan rantai makanan dapat disususn
dalam brntuk sebagai berikut:
Produsen herbivora karnivora I karnivora II dan seterusnya
Selanjutnya, perlu diingat bahwa
rantai makanan,tidak berhenti sampai karnivora puncak, sebab semua organisme
(produsen, konsumen, pengurai) akan mati, maka semua bangkai tadi akan
dihancurkan menjadi mineral asalnya oleh organisme pengurai yang berupa bakteri
dan jamur. Tanpa adanya organisme pengurai ini, tentu bumi kita satu-satunya
ini akan penuh oleh bangkai-bangkai makhluk hidup.
Dengan adanya organisme pengurai
ini, maka bentuk rantai makanan menjadi suatu silkus. Bangkai diurai menjadi
garam-garam mineral yang diperlukan oleh tumbuhan (produsen), sedangkan
tumbuhan dimakan oleh herbivora. Selanjutnya herbivora dimangsa oleh karnivora,
dan kalau sudah mati akan diurai oleh organisme pengurai untuk menghasilkan
garam-garam mineral, demikian seterusnya sebagai suatu siklus yang
berkesinambungan.
b. Jaring-jaring makanan
Apabila anda telah menyusun berbagai
rantai makanan dari suatu habitat, perhatikanlah bahwa ada satu organisme yang
disukai oleh lebih dari satu organisme yang dimakan oleh lebih satu organisme.
Sebaliknya, tentu ada satu organisme, yang suka makan lebih dari satu macam
organisme. Misalnya padi tidak hanya dimakan oleh tikus, tetapi juga oleh
burung, ayam, dan hewan lain. Ular tidak hanya memakan tikus, tetapi juga makan
katak, ayam, dan kelinci. Oleh karena itu, kalau diperhatikan rantai makanan
yang saling silang demikian disebut jaring-jaring makanan.
E.
ALIRAN
ENERGI MELALUI RANTAI MAKANAN
Aliran energi bergerak mulai dari
matahari keprodusen, menuju ke konsumen tingkat pertama sampai pada konsumen
tingkat puncak. Energi senantiasa dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk berbagai
kegiatan seperti bergerak, tumbuh, berkembiak, dan berbagai kegiatan hidup
lainnya. Serta sebagian hilang sebagai panas. Aliran energi dalam ekosistem di
biosfer ini dan sumber awalnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Melalui proses fotosintesis yang
dilakukan oleh tumbuhan hijau, maka energi dari cahaya matahari dapat diubah
menjadi energi kimia yang disimpan dalam bentuk bahan makanan dlam tubuh
tumbuhan. Energi inilah yang digunakan oleh tumbuhan untuk berbagai kegiatan
dalam hidupnya. Apabila tumbuhan tersebut dimakan oleh herbivora (konsumen
tingkat I), maka energi yang terdapat dalam tumbuhan tersebut akan pindah
kedalam tubuh hewan herbivora tadi. Selanjutnay, apabila hewan herbivora
tersebut dimakan oleh hewan karbivora (konsumen tingkat II), maka energi yang
telah berada dalm tubuh hewan herbivora tadi akan pindah lagi ke dalam tubuh
hewn karnivora tadi. Demikianlah seterusnya energi berpindah dalam aliran
energi. Dengan kata lain, dalam rantai makanan terjadi aliran energi.
Setiap tumbuhan energi dalam aliran
energi ada panas yang dilepaskan kellingkungan. Hal ini dapat dilihat dalam
rantai makanan atau jaring-jaring makanan bahwa tidak semua energi yang
terdapat pada produsen mengalami perpindahan ke konsumen tingkat I, juga tidak
semua energi yang adap pada konsumen tingkat I mengalami perpindahan ke konsumen
tingkat II dalam peristiwa memakan, demikian seterusnya. Dengan demikian pada
rantai makanan yang panjang, energi yang tersedia untuk tingkat trofik yang
paling tinggi makin sedikit, sehingga bila digambarkan menyerupai suatu gambar
piramida.
Pada setiap tingkatan trofik dalam
rantai makanan, energi digunakan untuk berbagai kegiatan seperti bertumbuh,
dikeluarkan sebagai zat sisa, dilepaskan sebagai panas, dan hanya sekitar
seperpuluh yang disimpan dalam jaringan tubuh organisme tersebut. Hanya sejumlah
uang tersimpan itulah yang tersedia bagi organisme pada tingkatan trofik
berikutnay peristiwa makan-dimakan dalam rantai amkanan.
1.
Piramida
Umunya tingkat trofik pada suatu
habitat hanya terdiri atas empat sampai lima tingkatan, dimana produsen selalu bersifat
autotrof menempati tingkatan trofikpertama, herbivora menempati tingkatan
trofik kedua, karnivora primer menempati tingkat trofik ketiga dan seterusnya.
Apabila tingkatan trofik disusun dengan produsen sebagai dasar dan konsumen
karniora sebagai penyusun puncak, maka akan dijumpai gambaran bentuk piramida.
Dalam suatu ekosistem, dengan mudah
dapat dijumpai bahwa terdapat lebih banyak produsen daripada herbivora, lebih banyak herbivora dibanding
karnivora primer, lebih banyak karnivora primer daripada karnivora sekunder,
dan seterusnya. Agar setiap rantai makanan dalam suatu ekosistem dapat
berkelanjutan, amka seharusnya massa produsen lebih banyak daripada massa
konsumen tingkat I, massa konsumen tingkat I lebih banyak daripada massa
konsumen tingkat II, massa tingkat II lebih banyak daripada massa konsumen
tingkat III, dan seterusnya. Seperti yanf disebutkan diatas, apabila keadaan
ini digambarkan akan membentuk suatu piramida makanan.
Apabila suatu ekosistem mempunyai
komposisi produsen dan konsumen tetap dan selalu membentuk bangun piramida,
maka jaring-jaring kehidupan dalam ekosistem tersebut akan tetap
berkesinambunagn, sehingga keseimbangan alam tetap terpelihara. Sebaliknya,
apabila komposisi produseb dan konsumen mengalami gangguan yang parah (baik
sengaja atau tidak sengaja). Makakeseimbangan ekositem akan terganggu sehingga
pada akhirnya semua organisme penyuun rantai makanan itu akan terganggu.
Selain piramida makanan yang
dijelaskan diatas dapat pula dijumpai berbagai bentik piramida jumlahg pada
berbagai ekosistem seperti gambar berikut:
2.
Macam-macam
bentuk pola kehidupan
Semua makhluk hidup yang ada di alam
tidak dapat hidup sendiri. Mereka harus berinteraksi dengan makhluk hidup lain.
Pola interaksi yang terjadi di antara makhluk hidup tidak secara langsung
secara acak, tetapi memiliki keteraturan. Dengan demikian, pola interaksi
tersebut menunjukkan adanya kekhasan. Kekhasan tersebut sangat ditentukan oleh
jenis organisme yang saling berinteraksi. Di dalam eksistem, selain hubungan
predasi (interaksi antara makhluk hidup yang berkenaan dengan makan dan
dimakan) juga terdapat interaksi lain yang akan kita bahas dalam uraian
berikut. Dua makhluk hidup yang saling berinteraksi secara kuat dinamakan
simbiosis atau hidup bersama.
a. Kompetisi
Di dalam ekosistem, berbagai jenis makhluk hidup dapat
menjalani hubungan yang sifatnya kompetisi.
Belalang, kijang, kambing, sapi dan berbagai organisme
herbivora lainnya saling berkompetisi untuk mendapatkan makanannya. Sifatnya
kompetisi yang ditampilkan oleh berbagai makhluk hidup tersebut merupakan
naluri untuk mempertahankan jenisnya agar tetap survice. Dalam keadaan jumlah
makanan tersedia cukup banyak, kompetisi sifatnya telatif rendah. Akan tetapi, bila
keadaan makanan sangat terbatas, maka sifat kompetisinya menjadi sangat kuat
sehingga terdapat kecenderungan bagi organisme yang lemah disingkirkan.
Kompetisi diantara makhluk hidup bukan hanya dijumpai
pada hewan, tetapi juga pada berbagai nejis tumbuhan yang menempati tempat yang
sama. Misalnya, berbagai jenis rumput-rumputan yang hidup pada suatu tempat,
akan mengadakan kompetisi untuk “memperebutkan” air dan mineral yang dibutuhkan
untuk kelangsungan hidupnya.
Dalam situasi yang sangat kritis, organisme dapat melakukan
kompetisi, tidak hanya dengan organisme yang berbeda spesies, tetapi juga
individu dari spesies yang sama. Untuk memahami secara jelas mengenai
kompetisi, lakukanlah kegiatan berikut dirumah kalian.
Amatilah lapangan rumput yang ada disekitar sekolah atau
rumah kalian. Di antara berbagai jenis tumbuhan (atau rumput-rumputan) yang
kalian amati, apakah ada di antara mereka dominan?
Menurut kalian, yang manakah di antara makhluk hiudp yang
menempati padang rumput tersebut mengadakan interaksi yang sifatnya kompetisi?
b.
Simbiosis
Simbiosis mengandung pengertian
hidup bersama. Ini berlaku bagi jumlah spesies yang hidup bersama yang
berinteraksi dengan erat di antara mereka. Simbiosis dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme dan simbiosis
parasitisme.
1)
Simbiosis
mutualisme
Untuk memahami secara baik mengenai
simbiosis mutualisme, kalian dapat mengamati bunga yang dihinggapi kupu-kupu
atau lebah. Menurut kalian, apa yang menyebabkan kupu-kupu atau lebah
mendatangi bunga yang mekar? Apakah bunga yang mekar tadi mendapatkan
keuntungan dari lebah atau kupu-kupu yang datang? Pola interaksi yang
dibicarakan di atas dinamakan simbiosis mutualisme, yaitu kehidupan antara dua
spesies yang berbeda dan dalam interaksinya kedua spesies tersebut sama-sama
mendapatkan keuntungan. Contoh lain dari simbiosis mutualisme sebagai berikut.
2)
Simbiosis
komensalisme
Pernakah kalian mengamati pohon
pinus atau pohon-pohon lainnya? Perhatikanlah dengan seksama. Di situ, kalian
dapat mengamati sejumlah Lichines. Apakah pohon pinus akan mati dengan adanya
Lichenes? Amati pula berbagai jenis tumbuhan anggrek yang menempel pada pohon
menyebabkan pohon yang ditempatinya mati? Anggrek yang hidup menempel pada
pohon mendapatkan tempat perlekatan yang baik, air, mineral, cahaya, dan
sebagainya, sedangkan pohon yang ditempatinya tidak menderita karena anggrek
tidak mengambil makanan yang dibutuhkan oleh pohon. Contoh-contoh lain dari
simbiosis komensalisme adalah sebagai berikut.
a. Ikan hiu dan ikan remora. Ikan remora
mendapatkan makanan dan perllindungan dari ikan hiu terhadap hewan-hewan yang
memangsa ikan remora, tetapi ikan hiu tidak dirugikan.
b. Berbagai
jenis paku-pakuan yang hidup di pohon. Tumbuhan paku-pakuan mendaptkan air,
mineral, cahaya, dan tempat perlekatan sebagai tumbuhan epifit, sedangkan pohon
di tempeli tidak dirugikan.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan
bahwa simbiosis komensalisme adalah kehidupan bersama antara dua spesies yang
berbeda dengan salah satu spesies mendapatkan keuntungan, sedangkan spesies
yang lainnya tidak dirugikan.
3)
Simbiosis
parasitisme
Jenis simbiosis ini sangat banyak
dalam interaksi yang berbeda. Contoh-contohnya pun sangat banyak. Hal yang
paling gampang diamati adalah benalu yang hidup menempel pada pohon mangga.
Cobalah dipikirikan! Mengapa benalu yang menempel di pohon mangga selalu
dibersihkan oleh petani mangga? Bagaimanakah keadaan pohon mangga yang
ditempeli benalu?
Tali putrid (Cuscuta australis)
mengambil keperluan makanannya dari tumbuhan inangnya berupa pohon beluntas,
landep atau perdu lainnya. Dengan demikian, tali putir mendapatkan keuntungan,
tetapi pohon inangnya sangat dirugikan. Raflesia padma yang banyak di temukan
di hutan-hutan Bengkulu, tumbuh pada akar tumbuhan memanjat yang disebut Liana
tetra sigma L. ia menghisap makanannya dari akar Lianan karena ia mendapat
keuntungan tetapi Lianan sangat dirugikan.
Beberapa jenis cacing yang hidup di
dalam tubuh kita dapat menimbulkan kerugian. Cacing pita (Taenia solium dan
Taenia sagimata) yang hidup didalam usus menyadap sari-sari makanan kita.
Cacing tambang (Ancyclostoma duodende dan Necator americanus) menghisap darah
dan melekat di dinding usus. Cacing perut (Ascaris lumbricoides) banyak
terdapat pada usus anak-anak dan menyadap sari-sari makanan.
Plasmodium merupakan satu jenis
protozoa yang hidup di sel-sel darah manusia. Bagaimanakah keadaan manusia yang
di dalam darahnya terdapat banyak plasmodium? Perhatikan pula cacing perut yang
hidup pada manusia! Bagaimanakah keadaan kesehatan manusia yang menderita
cacingan?
Dari gambaran di atas dapat
disimpulakan bahwa simbiosis parasitisme adalah tempat dua jenis spesies yang
hidup bersama, yang salah satunya mendapatkan kerugian dan satunga mendaptkan
keuntungan.
c.
Manfaat
simbiosis bagi manusia
Tumbuhan kacang-kacangan tidak mampu mengikat Nitrogen (N2)
bebas di udara. N2 sangat dibutuhkan tanaman dalam proses
pertumbuhannya. Adanya bakteri Rhizobium dapat memenuhi kebutuhan N2
bagi kacang-kacangan, sehingga tumbuhan kacang-kacangan dapat tumbuh lebih
baik. Rhizobium adalah salah satu jenis bakteri yang mampu mengikat N-udara
serta hidup secara simbiosis di dalam akar kacang-kacangan dengan membentuk
modula. Karena peranan bakteri tersebut didalam budi daya penanaman
kacang-kacangan sangat besar, telah digunakan secara luas dan besar-besaran.
Pada saat ini, beredar secara luas jenis-jenis inokulan
untuk berbagai jenis tanaman kacang-kacangan bernilai ekonomis.
Proses pengikatan nitrogen udara secara biologis oleh
bakteri, fungi, ataupun mikroalge, merupakan cara pemanfaatan N-udara yang
paling murah, mudah, aman serta hemat energy, tanpa memerlukan tingkatan
teknologi mukhtahir ataupun keahlian yang khusus. Salah satu kelompok yang
paling menonjol peranannya di dalam proses pengikatan nitrogen udara ini ialah
bakteri Rhizobium.
Kehadiran bakteri rhizobium di dalam nodula/bintil akar
kacang-kacangan, merupakan bentuk simbiosis yang sifatnya mutualis, yaitu
dengan hidup bersama tersebut, baik bakteri ataupun tanaman kedua-duanya saling
diuntungkan, minimal hasil pengikatan N-udara tersebut, dapat digunakan oleh
tanaman itu sendiri atau disimpan di dalam tanah , sehingga di dalam budi daya.